Mimpi yang tak Terengkuh

Mimpi yang tak terengkuh tak kan pernah benar-benar terlupakan. Kita bisa saja telah melipatnya dengan rapi dan menyimpannya di tumpukan paling bawah dalam laci lemari terkunci, untuk kemudian kita buka entah kapan nanti. Kita bisa saja telah meninggalkannya begitu saja di halaman, menelantarkannya hingga akhirnya lenyap dari pandangan, terkubur oleh kepingan realitas dan serpihan waktu. Kita bisa saja menggadaikannya di pasar, menukarkannya dengan semangkuk bubur atau bahkan dengan sesuatu yang tampak lebih berkilau di mata kita.

Tapi mimpi yang tak terengkuh tak kan pernah benar-benar terlupakan. Terkadang ia akan muncul kembali tak terduga ketika kita sedang mengaduk-aduk isi laci lemari dengan terburu-buru, mencari sesuatu yang terselip. Terkadang ia akan tiba-tiba timbul menyeruak ketika kita sedang menyapu dedaunan gugur di halaman. Terkadang ia tiba-tiba hadir di hadapan kita, tergantung di etalase toko barang gadaian.

Ya, mimpi yang tak terengkuh tak kan pernah benar-benar terlupakan. Ia bisa saja tiba-tiba muncul kembali. Melambaikan tangan, berbisik halus memanggil, atau berteriak keras… menggoda kita untuk kembali mencoba merengkuhnya….

Kelak, mungkin aku akan bercerita tentang salah satu mimpiku....

No comments: