Perpisahan

Ketika sebuah perpisahan terjadi, siapakah yang lebih merasa sedih, yang ditinggalkan atau kah yang pergi meninggalkan? Ah, masih perlukah kesedihan? Bukankah memang tak ada satu pun yang abadi?

Ketika seseorang pergi untuk mengejar mimpi, masih perlukah air mata? Bukankah kepergian itu untuk kebahagiaan?

Ah... bagaimana pun air mata kadang mampu menyihir detik-detik perpisahan: menghapus debu kesal yang ada selama perjalanan bersama, menyegarkan daun kenangan, meneteskan embun doa dan asa untuk bahagia.

Untuk mereka yang pergi: Ia yang kini telah pergi ke barat untuk membangun kembali sebuah negeri yang luluh lantak. Ia yang kini telah kembali ke rumah, pada anak-anaknya. Dan ia yang telah bertahun-tahun bersama kami, yang hari ini akan meninggalkan kami untuk membentuk keluarga kecilnya sendiri.

Untuk mereka yang pergi: semoga bahagia...