Apakah Bencana Alam itu?



Apakah bencana alam itu? Sekedar peristiwa alam yang tak terhindarkan? Teknologi memprediksi, manusia meramal, tapi kerap tak terhindarkan?

Apakah bencana alam itu? Kemarahan alam? Atas segala kerusakan yang diperbuat oleh manusia di muka bumi ini?

Apakah bencana alam bagi orang-orang yang mengalaminya? Sebagai individu? Sebagai bangsa? Sebuah musibah yang menimbulkan kepedihan-kesengsaraan, tapi lalu hilang lupa? Sebuah ujian? Sebuah teguran? Peringatan? Bahwa ada hal yang jauh lebih penting dari sekedar bertengkar, bermusuhan, dan berperang? Yaitu kehidupan?

Apakah bencana alam buat orang-orang yang berada di tempat yang jauh? Buat orang-orang yang nyaris tak terusik oleh bencana itu? Yang hanya menyaksikan dari televisi atau membacanya di koran pagi? Sebuah bahan obrolan sambil menyesap kopi? Sebuah bahan untuk ditulis sebagai posting terbaru di weblog?

Apakah bencana alam buat orang-orang yang berada di tempat yang jauh?
Buat diriku?

Kali ini, sebuah suara di hati berkata lemah,

Bila musibah kecil yang menimpa tetanggamu sudah menjadi terlalu biasa untukmu… Bila musibah yang lebih besar di seberang pulau tak juga membuat hatimu tergerak, maka Ia perlihatkan padamu sebuah bencana yang lebih besar lagi… dan yang lebih besar lagi… Dan bila itu juga tak membuat hatimu bergeming… entah apa yang akan diperlihatkan-Nya kelak padamu…

* Gempa Bumi dan Tsunami, Sumatera, Desember 2004

UPDATE:

Mari kita ulurkan tangan, memberikan bantuan apa yang kita mampu untuk para korban bencana ini.

Berikut beberapa blog yang memuat list nomor rekening dan posko pengumpulan bantuan dan sumbangan:



  • Posko Blogger Family dan Annisa Foundation (dengan beberapa rekening internasional). Detailnya bisa di lihat di blognya Bunda Shafiya
  • Blognya Okke (Rekening Indosiar, RCTI, Koordinator Kesra, dll).
  • Indonesia Help. Online information about resources, aid and donations for quake and tsunami victims in Aceh & North Sumatra (Indonesia)

Semoga bantuan yang kita berikan dapat membantu meringankan beban yang ditanggung oleh saudara-saudara kita di Aceh dan sekitarnya. Amiin...

Hujan Dan Bahagia Pada Suatu Hari



Pada suatu hari, bahagia adalah mendengar suara tawa si kecil. Bahagia adalah mendengar nyanyi riangnya, tik… tik…tik… bunyi hujan di atas gentoongg… hahaha…. Bahagia adalah menyaksikan tatap matanya pada tetesan hujan. Langkah ragunya. Pupus sangsinya menyapa rintik air. Bahagia, pada suatu hari, adalah berlari tertawa berdua si kecil dalam curahan hujan yang tak begitu deras. Tertawa di bawah kucuran atap. Tertawa sambil bergantian menyemprotkan air dengan selang. Basah. Tertawa. Bahagia. Pada suatu hari.

Pada suatu hari, keesokan harinya, bahagia adalah menyaksikan ayah dan anak tertawa bersama. Bahagia adalah menyaksikan ayah dan anak berlari bersama di bawah derasnya hujan. Bahagia adalah menyaksikan keduanya dari teras. Duduk sambil sesekali bersin dan membersihkan hidung. Pilek. Tertawa. Bahagia. Pada suatu hari.

***

tik-tik-tik bunyi hujan di atas genting
airnya turun tidak terkira
cobalah tengok dahan dan ranting
pohon dan kebun basah semua

tik-tik-tik bunyi hujan bagai bernyanyi
saya dengarkan tidaklah jemu
kebun dan jalan semua sunyi
tidak seorang berani lalu

tik-tik-tik hujan turun dalam serokan
tempatnya itik berenang-renang
bersenda gurau meyelam-nyelam
karena hujan bersenang-senang

(Ibu Soed)

Mendengarkan lagu ini dari kasetnya Obin. Lagu ini ternyata panjang juga, ya... Waktu kecil, saya cuma kenal bait pertamanya saja. Kalo kamu?

Fokus - Tidak Fokus

Perahu kertas itu melaju saja ikuti air yang mengalir. Kadang melaju kencang, terombang-ambing derasnya air. Kadang tak bergeming, tersangkut ranting. Kadang berlayar diam, tetirah di air tenang. Kini… aliran sungai bercecabang, dan kabut menggantung di persimpangan…

Saya sedang tidak fokus saat ini. Gamang. Bingung. Antara keinginan. Kesempatan. Kebutuhan. Kepentingan.

Tidak fokus. Apa sebabnya? Oh, banyak hal bisa jadi penyebab. Tak adanya tujuan yang jelas. Banyaknya pilihan yang tersedia (apakah justru karena tidak ada pilihan?). Tak bisa memberi urutan prioritas pada keinginan, kebutuhan, kesempatan, kepentingan. (Ah, bicara tentang apa sih saya?)

Prioritas. Saya sebetulnya sudah sangat tahu apa prioritas saya saat ini. Tapi ada suara denting yang menggangu di kepala saya. Sangat mengganggu. Justru ketika tiktok jarum jam makin mendekat pada garis waktu yang saya tarik sendiri. Ah, mungkin denting itu tak ada. Mungkin denting itu hanya sebentuk delusi, keinginan untuk lari dari kenyataan. Tapi dulu… saya mempercayai suara denting itu. Suara ‘ting’ yang jarang berbunyi. Karenanya, ketika ia berdenting, biasanya saya memilih untuk percaya.

Fokus. Tidak fokus. Ah, mungkin saya yang sedang mempersulit diri saja. Mungkin sebenarnya saya cuma perlu berkunjung ke dokter mata atau optik terdekat. Mungkin minus kacamata saya sudah saatnya ditambah. Mungkin itu penyebab dari ketidakfokusan saya saat ini.