On Blogging

Saya ngeblog, seperti berenang berayun-ayun terbawa ombak. Naik turun gelombang. Spektrum rasanya pun berwarna-warni. Ada masa terkagum-kagum dengan teknologi ini, dengan segala kemungkinan baru yang ditawarkan. Ada masa eksperimen. Ada periode narcis (yeah... :p). Ada periode sosialisasi, sapa-sini-sapa-sana. Ada masanya diam. Diam tapi tetap membaca. Atau diam dan pergi.

Masih ingin terus ngeblog. Cuma, waktu dan energi ekstra untuk menulis sudah jadi barang mewah sekarang. Gak punya lagi energi untuk menangkap ide-ide yang terbang berkelebatan, lalu menekuri dan mengolahnya jadi kata-kata.

Mungkin blog ini mesti di... ehm... redefinisi? Gak ingin berhenti total, soalnya. Masih suka kangen nulis, tapi tanpa daya untuk menuliskan sesuatu secara agak panjang, terstruktur, apalagi tuntas. Jadi mungkin saya akan mulai ngeblog potongan-potongan apa saja yang saya ingin tulis. Sekedar serpih. Apa saja. Demi sekedar tetap menulis.

Entahlah...

Sendirian

"Mbak, kok tahan sih pulang-pergi nyetir sendiri gitu."

Saya mengernyit bingung, "Maksudnya? Capek?"

"Kan sepi, Mbak. Gak ada temen ngobrol. Berjam-jam gitu. Saya sih gak betah."

***

Orang beda-beda ya?

Saya suka berkendara sendiri. Capek? Memang, mau gimana lagi. Kesal karena macet? Kalau macetnya masih standar-standar aja, udah gak bikin kesal lagi. Masak sih mau kesal tiap hari? Rugi sendiri kan?

Tapi baru kali ini saya dengar komentar, "Apa gak sepi?" Hihihi... gak tuh... Sumpah deh, gak pernah kepikiran begitu sama sekali. Saya suka sepi, ternyata. Saya suka sepinya berkendara sendiri. Sempat, saya punya rekan seperjalanan. Tapi rekan perjalanan yang suka mengeluhkan kemacetan di-sepanjang-jalan-yang-memang-macet-gak-bisa-diapa-apain-lagi? Sepuluh kali lebih baik, sendirian aja.

Berkendara sendirian? Saya bisa banget baca buku (kayaknya saya gak sendirian soal baca buku sambil nyetir di Jakarta, beberapa kali saya lihat pengendara di sebelah saya, juga membaca). Pengen suara-suara? Setel musik atau radio. Kalau lagi gak ingin baca atau dengar suara-suara, ya bengong aja, sendiri.


***

Belum lama ini saya naik kereta lagi ke Bandung. Sendiri. Kapan ya terakhir naik kereta ke Bandung sendirian? Sudah lama juga rasanya. Ternyata ngangenin juga nih naik kereta sendirian ke Bandung. Tiga jam-an. Rasanya waktunya pas gitu untuk bengong sendiri, sambil kadang baca buku, sambil kadang lihat lembah dan sawah dari jendela, sambil kadang ketiduran sebentar.

Dulu, waktu masih jaman kuliah di Bandung, ide-ide untuk tugas-tugas seringnya kepepet muncul di kereta. Draft makalah juga seringnya ditulis di kereta. Sekarang? Keinginan untuk menulis topik gak penting ini di blog, munculnya juga di perjalanan dengan kereta kemarin.

Damn, saya ternyata suka jalan sendiri. (Mungkin sepanjang saya gak nyasar atau lost in translation). :)