Mata gadis kecil itu berbinar-binar melihat sebatang kembang api yang dipegang oleh ayahnya. Di matanya, percikan-percikan api kecil itu seperti helai-helai bunga jambu air di halaman. Hanya saja yang ini jauh lebih indah. Ia ingin sekali memegangnya, tapi ragu. Ia takut terbakar oleh percikan apinya. Namun pesona percikan-percikan yang berdesis itu mengalakan rasa takutnya. Gadis kecil itu pun meminta satu batang kembang api dari sang ayah, yang kemudian membantu untuk menyalakannya.
Hey ayah, lihat... Apinya menggigit tanganku, teriak si gadis kecil sambil tertawa kegirangan. Dikibas-kibaskannya kembang api itu di udara. Beberapa percikan jatuh di rambutnya, seperti rinai gerimis. Bunga api menyusut dan menghilang. Begitu cepatnya menghilang, membuatnya merasa selalu ingin menyalakan sekali lagi. Sekali lagi... dan sekali lagi.....
.... pijar ke-dua ....
No comments:
Post a Comment