PIJAR KE-DUA:

A Y A H

kenangan akan kembang apinya yang pertama
membawa kenangan akan
ayahnya
...
...
d a n
m a s a
t i g a p u l u h l i m a t a h u n
s i l a m ...


hari itu...
Hari ini, si gadis kecil, usia sepuluh tahun lebih, sungguh-sungguh berdoa untuk pertama kalinya. Untuk pertama kalinya ia bersembahyang dengan sepenuh hati. Biasanya ia bersembahyang secepat ia menghabiskan segelas susunya, kata ibunya. Glek... glek... glek... selesai. Biasanya sementara ia bersembahyang, pikirannya sudah melayang entah kemana. Kali ini ia bersembahyang sungguh-sungguh. Mencoba mengingat arti setiap doa yang diucapkannya, seperti yang telah ia hafalkan di sekolah. Ia juga berdoa dengan kata-katanya sendiri, mencoba berbincang-bincang dengan Tuhan. ... dan menangis...

tuhan, aku minta dengan sangat,
janganlah benar-benar terjadi apa yang aku pikir telah terjadi.
kata mereka kau amat pengasih, amat kuasa.
tuhan, tolong jadikan ini hanya mimpi burukku.


yang terjadi kemarin...
Ia merasa sesuatu telah terjadi. Hari ini ibunya berlaku aneh. Sepertinya ibunya telah menemukan sesuatu. Yang ibunya lakukan seharian adalah bertanya pada orang-orang, berbicara di telepon, dan menangis.
S e s u a t u itu tentang a y a h n y a... dan seorang w a n i t a ?

esok harinya...
Terdengar suara ibunya di kamar sebelah menangis. Bertanya. Berseru pada ayahnya. Tidak terdengar suara ayahnya menjawab.
Didengarnya suara ibunya menangis lagi. Lebih keras. Kemudian terisak-isak.
Ayahnya pun terdengar menangis. Pelan.

si gadis kecil pun tahu,
tuhan tidak mengabulkan doanya
hidup ayah ibunya telah berubah
dirinya bukan lagi gadis kecil yang kemarin ...
cintanya pada sang ayah tidak sebanyak dulu lagi...


... pijar ke tiga ...

No comments: