Ketika Bergerak

domba
pohon pisang
lelaki mencangkul
tiga tumpuk kayu bakar
sawah kosong basah
sepeda
bendera putih
tanah merah
gerombolan merpati terbang
lembu ekornya mengayun


ouch, kereta ini berlari lebih cepat dari pada kemampuanku untuk mencerna apa yang aku lihat

pohon berjajar
tiga lelaki di atas bukit
sawah
kebun singkong
asap merang
becak
lampu jalan menyala
tambak
di mana-mana tambak... luas...
sawah lagi. luas sekali


ah, rasanya seperti anak kecil, untuk pertama kalinya melihat segala sesuatu

payung rubuh di pinggir tambak
atap biru
para-para
stasiun kecil
kebun tebu
tanah merah
lengkung kabel telepon... turun... naik...
alang-alang
lapangan bola
sekawanan domba berusaha naik undakan


di atas kereta yang berjalan, tak mudah menulis. aku bahkan nyaris tak bisa membaca tulisan tanganku sendiri

sawah yang baru ditanami padi
tanah pekuburan
pohon cemara
domba makan rumput
bunga flamboyan merah


kereta berhenti, kurasa kusudahkan saja eksperimen isengku kali ini. menyenangkan juga rasanya :)


* disalin dari selembar coretan yang terselip di dalam tas, ditulis di atas kereta jakarta-bandung beberapa bulan yang lalu

6 comments:

Koen said...

Ini yang nulis Bintang apa emaknya? Iseng banget :). Untung aja Bandung udah relatif bebas sampah ya. Apa jadinya kalau yang ditulis sampah lagi sampah lagi.

Anonymous said...

jes jes jes
tut tuttttttt

dy said...

eksperimennya interesting... :)

Anonymous said...

ada yang nyaranin beli perekam digital aja, biar nggak kerepotan nulis. cuman nantinya disangka 'kurang', sebab ngomong sendiri selama perjalanan.

:)

Anonymous said...

...di atas kereta yang berjalan, tak mudah menulis. aku bahkan nyaris tak bisa membaca tulisan tanganku sendiri... apalagi kalo penumpang keretanya sebahagian besar adalah BONEK, ya, bu? :D

Anonymous said...

wah kalo naik KRL ekonomi jabotabek lain lagi :

rumah reot
celana dalam dijemur
ibu-ibu nyuci piring
kali bau (deket stasiun tebet)
Bioskop Megaria !
Eh Monas!

hehe