After Mudik

Akhirnya saya bisa juga mencuri sedikit waktu untuk menulis kembali di blog ini. Kembali dari mudik, semua hal menjadi jauh lebih menyibukkan. Pekerjaan di kantor yang tertunda menggunung, ditambah lagi order-order baru sudah menanti untuk dilihat. Di rumah pun, tanpa bantuan pengasuh Obin yang minta istirahat panjang (alias berhenti), otomatis waktu luang untuk santai ngeblog jadi tidak ada. Belum lagi kondisi fisik Obin yang sedang turun, membuat ia sedikit rewel. Ujung-ujungnya, akhirnya saya juga sempat tumbang.

Tapi semua itu gak membuat saya menyesali pergi mudik kemarin. Mudik kemarin berarti 10 hari penuh saya bersama Obin, mengurus sendiri segala keperluannya (tentu dibantu suami), sesuatu hal yang langka. Mudik buat saya juga berarti mengenali lingkungan yang membesarkan suami saya, tempat ia bermain dulu, sekolahnya, dsb. Mudik kemarin juga merupakan kesempatan memperkenalkan hal-hal baru pada Obin, yang mungkin tidak akan didapatkannya di Jakarta: berjalan telanjang kaki di halaman rumput, melihat sawah, melihat bebek sungguhan yang mencari cacing di sawah, melemparkan daun-daun ke aliran sungai, memegang domba, melihat ombak di pantai, bermain pasir, dan masih banyak yang lain lagi....

bintang terang berjalan di pematang

UPDATED on 3:30 pm

Jadi inget lagu ini deh:

kemarin paman datang
pamanku dari desa
dibawakannya rambutan pisang
dan sayur mayur segala rupa
bercrita paman tentang ternaknya
berkembang biak semua...

padaku paman berjanji
mengajak libur di desa
hatiku riang tidak terkira
terbayang sudah aku di sana
mandi di sungai
turun ke sawah
menggiring ternak ke kandang...


Dulu, setiap kali mendengar atau mendendangkan lagu ini, saya selalu bertanya-tanya, bagaimana rasanya 'libur di desa'... Saya bersyukur... akhirnya Obin punya 'desa' untuk dia kunjungi.