Kalau blog kamu di tulis dalam bahasa Indonesia, kata ganti apa yang kamu pakai untuk menyebutkan dirimu? Gue, aku, saya?
Ingat pelajaran Bahasa Indonesia dulu? Kata ganti orang pertama, itu istilahnya. Kata ganti orang pertama (kalau gak salah) artinya adalah kata yang dipergunakan untuk menyebutkan subjek pelaku, orang yang berbicara, si penutur dalam cerita. Dalam bentuk tunggal, contohnya: aku, daku, saya, hamba, gue (kata ini udah termasuk bahasa indonesia juga, kan?). Banyak pilihan ya? Huhuhu… itulah kelebihan sekaligus kekurangan bahasa Indonesia. Kalau bahasa Inggris kan cuma satu aja, the magic word "I".
Konsistenkah kamu dengan kata ganti yang kamu pakai untuk menyebutkan dirimu dalam blog?
Kalau saya, ternyata gak konsisten tuh. Buat yang mengikuti (dengan setia :)) blog saya dari awal, pasti bisa deh melihatnya. Awal sekali, saya pakai kata gue. Ya, karena reflek sehari-hari saya memang adalah kata gue itu. Seperti dulu sekali ketika saya menulis buku harian, maka saya mengawali blog ini juga dengan menggunakan kata gue.
Tapi kemudian blognya mulai kedatangan pengunjung. Waduh, gak bisa bebas curhat lagi dong ya? Hehehe. Jaim ya, istilahnya? Tapi saya memang tidak terlalu terbuka sih orangnya. Gimana dong? Lagipula kata gue itu biasanya selain mendorong bawah sadar saya buat curhat, juga sering membuat saya kelepasan ngomel bin ngedumel gak jelas. Duh, gak deh, saya sih gak pengen ngomel di internet. Cukup di dunia nyata aja. :)
Jadi deh akhirnya saya mulai memakai kata ‘saya’. Sekalian juga mencoba untuk menulis yang (sok) serius sedikit (dohh). Jadi kayaknya sih kata saya cocok.
Waktu berjalan, dan saya mulai mengenal para pengunjung blog ini. Saya merasa kata saya kadang terlalu formal. Kadang terasa terlalu mengambil jarak. Selain itu terkadang gak semua cerita cocok dengan kata saya. Ada kalanya saya ingin menulis seakan berbicara pada diri saya sendiri, seperti bergumam, bukannya bicara dengan orang lain. Karena itu, akhirnya muncul deh kata aku di blog ini.
Sekarang ini sih setiap saya mulai menulis sebuah cerita baru, saya selalu berpikir sebentar. Pakai saya, aku, atau gue? Repot? Gak juga. Buat saya malah enak, fleksibel. Untuk selanjutnya, saya sepertinya akan terus konsisten dengan ketidak-konsistenan ini. Aku, gue, atau saya. Atau yang lainnya. Atau nanti mungkin juga saya akan memakai nama saya, neenoy, sebagai kata ganti. Yah, tergantung ceritanya, tergantung suasana hati, tergantung apa pun nanti.
Eh, kalau kamu gimana?
No comments:
Post a Comment