sungai, jembatan, dan gerbang

Akan kuceritakan sebuah dongeng...

ada seseorang yang tinggal di tepi sebuah sungai yang lebar. keinginan terbesarnya adalah untuk pergi menyeberangi sungai, melihat dengan mata kepalanya sendiri sisi lain dari sungai yang ia telah kenal sejak ia lahir.

ada sebuah jembatan yang menyeberangi sungai itu. namun pada jembatan itu ada sebuah gerbang. gerbang itu tidak dijaga oleh siapa pun. tidak juga memiliki kunci atau palang perintang. namun gerbang itu tak pernah terbuka untuk dirinya. ya, ia pernah melihat gerbang itu terbuka, dan beberapa orang telah melewatinya, dari ke dua sisinya.

ia sendiri, telah beberapa kali mencoba dan gagal. gerbang itu tak pernah bisa dibuka olehnya, bahkan dengan mendorongnya, mencongkelnya, dan berbagai usaha paksa lainnya. tidak bisa juga ia mencoba menyelinap ketika orang lain melaluinya.

setelah beberapa kali mencoba dan gagal, ia mulai melupakannya. terkadang ia benar-benar lupa akan keinginannya itu. namun kadang ia teringat kembali dan menghabiskan waktu luangnya untuk duduk di tepi sungai. memandangi jembatan sambil berharap gerbang penutupnya akan terbuka untuk dirinya.

suatu hari, ia kembali teringat keinginannya itu, namun dilihatnya gerbang tidak juga terbuka untuknya. ia memicingkan mata, berusaha memandang ke seberang sungai. keinginannya sangat besar. ia putuskan akan menyeberangi sungai dengan segala upaya. bila gerbang tidak juga terbuka dan jembatan itu tak bisa dilaluinya, ia akan mencari jalan lain. ia putuskan untuk berjalan menyusuri sungai mencari cara lain untuk menyeberanginya. mungkin saja nanti akan kutemukan jembatan yang lain atau mungkin sebuah sampan, pikirnya. ia pun mulai melangkah.

belum jauh ia melangkah menyusuri sungai, didengarnya suara gerbang berderik. ia menoleh. dilihatnya pintu gerbang yang menutup jembatan itu terbuka. tak ada orang lain di dekat situ. hanya ada dirinya sendiri....


Telah kuceritakan sebuah dongeng. Setiap orang mungkin akan 'membaca' dengan caranya sendiri. Seperti juga 'membaca' makna sebuah peristiwa.

7 comments:

Anonymous said...

mungkin ia akan berpikir lagi, apakah mimpinya ke seberang sungai sejak di masa lalu itu masih penting utk saat ini, krn ternyata kdg kdg kita harus harus hati-hati dg mimpi kita sendiri. Tapi menimbang terlalu lama mungkin jg tdk tepat, krn pintu gerbang itu akan segera menutup lagi. Dan ternyata, bbrp tahun kmdn kita lbh sering menyesali hal-hal yg tdk kita lakukan ketimbang sebaliknya.

--demikian Durin 'membacanya'--

DIDIT said...

Sesuatu dimaknai berdasar pengalaman hidup yang membentuk nilai-nilainya sendiri. Tapi pemaknaan menjadi berbahaya bila ada harapan di dalamnya. Seperti seseorang yang memaknai putih sebagai agak kemerahan, karena dia berharap warna itu seharusnya merah.

Anonymous said...

yang ini saya agak nggak dong. Pengen sih mikir agak dalem, tapi keliatannya pas mbaca ini saya cuma pengen menerimanya sebagai dongeng sebelum tidur .. yang indah dan misterius sampai terbawa mimpi.

Lili said...

it's only a mind game

dy said...

hmmm... (*menebak-nebak*), gerbang itu sepertinya baru benar2 terbuka buat gue kalo gue udah melupakannya.... as always happens....

kinara reisha wibowo said...

think positive: selalu ada waktu yang tepat untuk apa yang kita inginkan...

Meli said...

nice story. inspirative. can i publish it in my blog?