Lingkaran



Minggu lalu kami berdua mengajak Obin menghadiri acara ulang tahun putra teman kami. Di sana, saya bertemu beberapa teman lama. Masing-masing telah membawa putra-putri mereka. Terasa lucu. Beberapa belas tahun lalu, kami hanyalah remaja-remaja berseragam putih abu-abu. Saat itu sungguh tidak terbayangkan bahwa belasan tahun mendatang kami semua akan menjadi orang-tua yang mengantar anaknya menghadiri ulang tahun anak teman...

Sambil menyaksikan anak-anak kecil itu bermain bola-bola atau balon, saya tidak bisa tidak jadi berpikir... how time flies... (klise, hehehe).

Dalam perjalanan pulang, masih dengan rasa takjub yang agak aneh, saya jadi teringat percakapan selintas dengan seorang teman yang lain. Kali ini tidak terjadi belasan tahun yang lalu. Hanya sekitar sepuluh tahun yang lalu...

---

Teman: Kenapa sih, semua orang harus hidup dalam pola yang begitu-begitu aja.

Gimana?

Teman: Ya, begitu... lahir, gede harus sekolah, kuliah, kerja, kawin, punya anak, dst..

*saya diam, menunggu kemana arah pembicaraan selanjutnya*

Teman: Kepikiran gak sih, kalau hidup itu mungkin gak mesti seperti itu?

Saya saat itu pun, tidak terlalu punya jiwa "ingin menentang segala kemapanan". Setidaknya dalam tingkatan yang jauh lebih rendah dari teman saya itu. Jadi saya tidak menjawab pertanyaan (atau pernyataan) -nya. Sebenarnya sih juga karena saya tidak tahu apa jawabannya.

---

Dalam perjalanan pulang dari acara ulang tahun anak seorang teman, saya jadi teringat percakapan itu. Sekarang saya tahu apa jawabannya. Setidaknya jawaban yang saya percaya berlaku untuk diri saya sendiri.

Saya... hanyalah setetes air yang tunduk pada siklusnya. Demi berlangsungnya kehidupan. Demi keberadaan dirinya sendiri.

Sebuah titik yang tunduk pada lingkaran kehidupan.

5 comments:

Anonymous said...

dalem mbak :) yang begini nih, serpihan yang keren ...

Anonymous said...

hmmm... *mikir*

hmmm...hmmm....*mikir lbh keras lagi*

hmmmm...hmmm ... hmm ...*mikir 2x lbh keras lagi*

wah ... gak nyampe nih pikiran saya. Terlalu dalem :)
--durin--

nl said...

mengalir seperti air. semoga alirannya tidak berubah menjadi jeram yang dapat menenggelamkan..

Anonymous said...

Nee..,
Sekarang kita ngebayangin puluhan tahun ke depan, mungkin kita diantar anak dan cucu untuk berjalan-jalan sejenak di taman yang sekarang kita bangun. Wah..berjalan dengan bantuan tongkat dan dituntun oleh cucu tersayang.
Ketika itu tiba, tolong pesan ini diingat ya........

Anonymous said...

glad to read your..."serpihan",right?
it's a good serpihan!
make me think the same way.

_Na_