Beragam doa telah terucap oleh orang-tua untuk anak-anaknya.
Tersurat dalam nama. Terselip dalam puja.
Terbisik dalam setiap tatapan, belaian, bahkan dalam setiap helaan nafas.
***
“Jadilah anak yang pintar, sehat, cakap, dan baik hatinya.” (asa seorang calon ibu sembari ia mengelus perutnya yang besar, sembari merasakan desakan-desakan kecil dalam tubuhnya)
“Tuhan, jadikan anakku anak yang sholeh, yang berbudi luhur, berbakti pada orang tua dan keluarga.” (terselip dalam setiap puja)
“Semoga kau jadi anak yang selalu berbahagia. Semoga kelak kau selalu mampu berbahagia karena dirimu sendiri. Semoga bahagia itu selalu ada di dalam hatimu. (terbisik lirih saat mendengarkan tawa kecil sang anak)
“Tuhan, berikanlah padanya kerendahan hati, kesederhanaan dan keagungan hakiki, pikiran cerah dan terbuka bagi sumber kearifan dan bagi kelembutan dari kekuatan sebenarnya.” (potongan dari A Soldier's Prayer for His Son"- General Douglas Mac Arthur)
***
Segala doa dipanjatkan, segala harapan diasakan,
karena orang-tua memang menghendaki yang terbaik bagi anak-anaknya.
Namun… seandainya,
Seandainya hanya satu doa saja yang akan diperkenankan,
apakah itu yang akan aku lafazkan?
mungkin…
mungkin akan kupanjatkan saja…
“jadikanlah aku orang-tua yang baik baginya… selalu…”
teriring ucapan selamat bagi seorang teman yang belum lama ini dianugerahi puteri yang ketiga
No comments:
Post a Comment