Mengambang dan Berayun

Terbaring malas di kamar. Kala itu pagi. Selembar koran di tanganmu. Kau baca. Lalu mulailah kalimat-kalimat bergulir di udara. Dialog. Monolog. Antara hakikat dan syariat.

Di luar jendela, ada layang-layang tersangkut di ujung atap. Menggantung pada sejengkal benang. Kertas putihnya terkoyak. Tinggal buluh rangka dan sisa sobekan, berayun-ayun dicanda angin kemarau.

Melengkung sudut bibirmu. Suara menyublim dalam ruang. Mengambang. Hakikat dan syariat hilang dalam angin. Hanya ada layang-layang robek berayun-ayun di depan matamu.

9 comments:

Anonymous said...

*gak ngerti*.....*gak dapet*.... :(

Anonymous said...

Obin
ini tentang Obin bukan?
Hahahhaha
nebak-nebak aja nih atta

Anonymous said...

ini renungan kegelisahan reliji, ya? *nebak-nebak juga*

--durin--

Anonymous said...

noy.. happy birthday ya..
selamat mudik...
salam buat obin dari 3R

---uwin--

Anonymous said...

salah semua.

yang bener, bunda sakit mata yah?

he.. he..

minal aidin ya bun. maaf lahir bathin.

Arkhadi Pustaka said...

Met Idul Fitri mBak ... mohon maaf lahir dan batin.

dy said...

Neenoy & family,
Selamat Hari Raya Idul Fitri, maaf lahir batin. Best wishes, dy & fam.

Anonymous said...

Met "iedul Fitri" minal 'aidin wal faidzin mohon maaf lahir bathin *hihihi standar, yak?!?*

Lili said...

Noy, sama2 yaa, Maafin Ummi jg.
Bintang sudah kelas berapa di SA?

Tetap berisi dan penuh makna tulisanmu, Subhanallaah