Sejenak Sepi

Ia selalu butuh sejenak sepi. Sekedar sepi, sejenak waktu untuk sendiri. Dan nyaris tak didapatkannya sepinya beberapa hari ini. Dirindunya sepi.

Itulah mengapa ia terkadang lebih memilih untuk tinggal sendiri di kamarnya. Tidak bercengkerama bersama teman-temannya, tidak berjalan-jalan menghabiskan waktu dengan berkeliling kota yang dikunjunginya itu.

Itulah sebabnya terkadang ia lebih memilih duduk sendiri di kamarnya, mematikan cahaya lampu, duduk dalam kegelapan, menatap pijar cahaya lampu kota di luar jendela kamarnya, sambil menghirup secangkir kopi.

Itulah sebabnya... karena ia selalu butuh sejenak sepinya.

No comments: