Luck, Choice of Life, Destiny, or What?

Seorang sahabat kemarin menelepon:
Teman: Ninoy.. Happy belated Birthday!!
Saya : Kok telat sih....? (sambil setengah ngambek)
Teman: Sorry... gue baru aja nyampe.
Saya : Dari mana lagi?


Untuk mempersingkat... Sahabat saya itu baru saja tiba dari perjalanan hampir 1 bulan di Afrika. Minggu depan ia akan ke suatu tempat di Selatan Perancis. Sahabat saya memang bekerja sebagai seorang aktivis lingkungan hidup (he..he.. she never like this title) di sebuah NGO. Saya paling suka mendengar cerita-cerita dari sahabat saya ini, karena buat saya kadang mendengar cerita darinya seperti membaca kisah petualangan saja.

Buat saya pengalaman hidupnya cukup bikin iri hati. Bagaimana tidak? Kami berteman sejak masih duduk di SMP; namun perjalanan hidup, pilihan-pilihan yang kami buat, dan nasib (tentunya) membuat kehidupan saya dan sahabat saya ini bagai bumi dan langit. Di usia 29 tahun ini, hidup saya sudah terjebak pada kehidupan rutin "pergi pagi pulang menjelang malam" pekerja kantor di Jakarta. Di malam hari saya memanfaatkan semua waktu yang tersisa untuk dapat menunaikan peran sebagai "a half time mother". Sahabat saya sebaliknya, kehidupan pekerjaannya sangatlah menarik. Namun di lain pihak ia sudah mulai resah. "Her biological clock" sudah mulai memanggil, sementara belum juga ditemukannya "the other half".

Sigh..kita memang harus bersyukur dan berbahagia dengan kehidupan yang kita jalani. Saya pun takkan pernah mau menukarkan kebahagiaan saya saat ini dengan kehidupan siapa pun juga.

No comments: