Pergi Tidak Pergi

Pergi, tidak, pergi? Pergi? Tidak? Atau pergi?

Perempuan itu bimbang. Ia tetap melaju di jalan tol. Pergi? Tidak?
Ingin ia pergi. Untuk sejenak waktu bagi dirinya sendiri.

Pergi? Tidak? Ia harus cepat ambil keputusan. Secepat datangnya dua pintu tol lagi. Yang harus dilewati, bila tidak pergi yang ia pilih. Tangannya meraih telepon genggam. Kini jadi alat bantu ambil keputusan.

“Yang, aku pergi, ya? Ada acara ini di situ. Pengen dateng.”

“Ya, atur aja.”

Klik. Pergi.

---

Tapi masih ada tapi. Lalu menelepon kembali. Sebuah suara riang kecil menyapa di ujung sana, “Halooo! Ini siapa?”

“Halo! Ini Obin? Bin, ini Bunda. Obin lagi apa?”

“Obin lagi main. Bunda, Obin udah punya cerita buat Bunda. Obin udah bikin cerita.”

“Oya? Ceritanya apa? Ayo cerita. Bunda pengen denger.”

“Gak. Ceritanya bukan buat di telpon. Ceritanya nanti. Udah, ya. Daaa!!”

Klik. Putus.
Pergi?

---

Ia menelepon lagi. Suara kecil lagi yang terdengar, “Haloooo! Ini siapa lagi, sih?”

“Ini Bunda lagi. Bin, Bunda pulangnya agak malem ya? Bunda ada acara.”

“Gak. Bunda pulangnya sekarang! Obin mau cerita. Obin bikin kejutan buat Bunda.”

“Ceritanya nanti kalau Bunda pulang dari acara ya...”

“Gaaakk. Bunda pulangnya sekarang aja!”

Hening sejenak.

“Obin mau ceritanya, sekarang, ya?”

“Iya!”

“Oke, deh... Bunda pulang sekarang.”

Klik.
Menepi. Pintu tol dilewati.

Tidak pergi.

14 comments:

dy said...

Ohh... tidak pergi (ga sabar nunggu ending). Mahluk kecil lucu yang pengaruhnya sangat tidak kecil buat kita ya Noy..., and nothing else matters.... :)

eyi said...

Nanti aku bisa jadi ibu kayak gt ga ya..??? *mikir2*

Anonymous said...

aduh, noy...
tapi juni sbentar lagi, bukan?

Anonymous said...

emang enaknya siy di rumah bun.. maen sama anak-anak.. :)

axlandra said...

huehehe ... yang namanya ibu pasti kalahnya sama anak :)

abhirhay said...

antara nanti dan sekarang
antara masa depan dan kekinian
antara menemani setiap hari dan mempersiapkan bekal untuk nanti
...
selalu mejadi pilihan sulit
sementara waktu selalu berjalan
tak mengenal kata tunggu

Lili said...

Aduh persis Ummi, suka plin plan.
Abi sih udahannya ngedumel..tuh kan aturan tadi pergi..he..he..

Anonymous said...

Obin di lawan! pasti dah emak gw takluk ama Obin. :P

Anonymous said...

hidup Obin !!!:)

Anonymous said...

perginya sama Obin aja bun

Anonymous said...

dan tiba-tiba kakak menelpon...Abi harus pulang sekarang, kakak mau berenang..Dan laptop pun ditutup..Turun ke lobby, ada taxi dan go...
Hi Noy:-) Jangan pernah lawan kata yg tulus itu...

Hani said...

he eh bun, obinnya diajak aja ;) atau titip ke saya ajah si obin, ntar tak ajak main pasir di pantai ama azka dan miska...hihihi

Anonymous said...

It's hard to say no to your loved one..:)
jadi inget film ER, she's a doctor, a chief ER department. At one night time, her kid called her and wanted her to tell him a night story, right at that moment, in the middle of ER room. At first she say no, but at the end she agreed to do it at the phone in the middle of ER room...:)(*imagine ER room*)
It's hard....
but in ER film, it was possible..:)

umi

Anonymous said...

waaahhh terharu bacanya hidup Obin juga, salam kenal ya...suka bahasanya...