Dari Suatu Pagi

Pagi. Terlambat bangun. Bergegas. Mengantuk.

Jalan sungguh padat. Ada anak laki-laki berseragam sekolah menggandeng sepedanya diseberangkan sang ayah. Sampai di seberang, tepukan di bahu, lambaian tangan, sepeda dikayuh pergi.

Menguap.

Jalan sungguh padat. Berjejalan kendaraan di persimpangan jalan. Ada laki-laki pembawa arang. Mengayuh sepeda terselubung bungkusan arang, terjepit di antara mesin berderu penghasil asap.

Menguap.

Jalan sungguh padat. Tak ada percakapan menarik dengan teman seperjalanan. Sama-sama bosan.

Menguap.

Jalan sungguh padat. Membaca lembar-lembar yang masih harus dibaca. Mengingat-ingat apa yang perlu diingat. Mereka-reka apa yang akan direka.

Menguap.

Jalan sungguh padat. Satu setengah jam. Akhirnya... sampai juga.

*Cuma selingan dari suatu pagi yang biasa.

8 comments:

dy said...

'selingan dari suatu pagi yang biasa.'... tapi ditulisnya jadi menarik deh Noy! Btw, proyek menulis yg dulu itu msh dilanjutkan-kah?

Anonymous said...

selalu ada yang 'luarbiasa' dibalik kejadian 'biasa'.. :)

abhirhay said...

yang bergerak semuanya menuju tidak bergerak. berhenti. hanya saja, kapan dan dimana masih misteri. bukan misteri yang harus dipecahkan. tapi pergerakan itu yg harus dijalani dengan kedalaman...

Hani said...

ntar kalo lutfhi kesini tak titip kopi lombok. biar tantenya nggak ngantuk2 melulu...hihihi

ayo noy, kesini :) jangan lupa ajak obin ya ;)

Lili said...

katanya hari minggu tgl 17 Juli lalu, Jakarta super macet yah? apa karena hari terakhir liburan sekolah?

Anonymous said...

besok jangan tidur terlalu larut... hehehhe.

ketemu yuk ketemu ;)

Anonymous said...

kadang-kadang banyak hikmah yang bisa di petik dari sebuah kejadian yang biasa

Dissi Kaydee said...

Laporan pandangan mata yang tidak biasa dari ibu yang luar biasa di pagi yang katanya biasa ;)